Total Tayangan Halaman

Jumat, 08 April 2011

Tugas 1: Saya dan pemimpin idola saya
KEPEMIMPINAN YESUS KRISTUS VERSI AJARAN KRISTIANI
Oleh: Yuswa Eko Prayoga
Jika kita menyimak di banyak media sekarang baik itu media cetak maupun media elektronik, maka kita akan melihat banyak pemberitaan tentang penolakan kepemimpinan seseorang, mulai dari penolakan kepemimpinan di Negara-Negara timur tengah, sampai pada penolakan kepemimpinan organisasi sepakbola. Krisis kepemimpinan sepertinya tengah melanda dunia ini. Kebanyakan alasan masyarakat ingin menggulingkan pemerintahan atau renzim kepemimpinan di timur tengah ini adalah karena dinilai diktator dan terlalu lama memegang jabatannya. Sosok pemimpin seperti apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat libya misalnya, mesir dan negara-negara timur tengah lainnya. Hal ini masih menjadi tanda tanya besar kita.
             Mencari sosok pemimpin sejati yang memenuhi setiap keinginan dan kemauan pengikutnya itu tidak gampang, bahkan pemimpin yang dinilai baik oleh pengikutnya belum tentu dinilai baik oleh pengikut pemimpin yang lain. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang kosisten dengan tujuan dan arah mengapa ia menjadi pemimpin dan pemimpin yang mampu mencetak pemimpin-pemimpin lainnya, oleh karenanya itu pemimpin tidak hanya dituntut bisa mengarahkan orang yang dipimpinnya guna mencapai tujuan bersama, tetapi juga bisa menjadi guru yang mendidik pengikutnya menjadi pemimpin yang melebihi dirinya.
            Pemimpin harus bisa menjadi teladan bagi para pengikutnya, harus menunjukan bahwa dia pantas dan layak menjadi seorang pemimpin, harus punya kharisma yang membuat orang lain secara sadar dan tidak sadar mengikutinya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan motivasi kepada pengikutnya, memberi keyakinan kepada pengikunya bahwa apa yang mereka jalankan dan apa yang mereka kerjakan merupakan sesuatu yang akan membuahkan hasil seperti yang mereka inginkan.
            Para pemeluk agama masing-masing mempunyai sosok idola kepemimpinannya masing-masing, diantaranya adalah agama islam yang mengidolakan sosok pemimpin seperti nabi Muhammad, knghucu yang mengidolakan sosok Confusius, kristen yang mengidolakan kepeimpinan Yesus. Hal ini sangat lumrah terjadi karena dalam ajaran setiap agama pasti akan meneladani sosok idola mereka ini. Kepemimpinan para tokoh-tokoh idola suatu agama ini tidak terlepas dari pandangan dan kepercayaan bahwa dengan meneladani sosok idola mereka ini mereka akan memperoleh penghidupan yang layak nantinya setelah mengakhiri hidup di dunia ini. Setiap agama pasti mengajarkan kebaikan menurut versi agang agamanya masing-masing, kebaikan-kebaikan ini didasarkan pada tauladan yang dicontohkan oleh sosok idola mereka seperti dalam kitab suci masing-masing agama.
            Penulis dalam hal ini beragama kristen khatolik Roma, terlepas dari pandangan subjektif saya terhadap sosok idola saya sebagai umat kriten, saya juga mengagumi beberapa sosok idola lainnya seperti Muhammad dalam ajaran Islam, Confucius dalam ajaran Konghucu, dan banyak lagi sosok idola agama lainnya. Banyak hal yang sangat baik untuk dicontoh dari pola Hidup Muhammad yang tidak hanya bisa dicontoh oleh pemeluk agama Islam, namun juga bisa dicontoh oleh Pemeluk agama lain salah satu contohnya adalah seperti yang dijalaskan dalam beberapa literatur yang mengatakan Muhamaad itu sangat taat pada ajaran agamannya, jujur dan amanah, walaupun dalam tokoh-tokoh lain juga termaktub sifat-sifat ini namun hal ini sangat baik untuk kita sebagai umat manusia teladani. Confucius juga menjadi sosok yang populer dimana dengan kata-katanya bisa mempengaruhi orang lain, dengan bahasa yang rendah diri dan motivatif ia bisa memimpin bangsa dan para pengikutnya dalam meraih apa yang mereka cita-citakan.
            Sebagai umat kriten khatolik tentunya penulis banyak mengetahui sosok idola penulis daripada sosok idola pemeluk agama lain, namun penulis tidak pernah menganggap sosok idola agama lain itu jelek dan tidak perlu dicontoh, penulis juga biasa membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan agama lain, hal ini akan memperkaya wawasan kita mengenai apa yang perlu kita contoh dari orang-orang besar ini. Kepemimpinan Yesus Kristus seperti yang penulis idolakan dalam ajaran agama penulis itulah yang menjadi fokus utama dalam pembahasan penulis kali  ini. Ada beberapa hal yang perlu penulis klarifikasi dan  tegaskan dalam tulisan ini, bukan maksud untuk memuja-sosok idola penulis secara berlebih-lebihan, namun pemahaman penulis tentang sosok idolanya ini lebih banyak dari pada idola-idola agama lain. Tulisan ini tidak hanya bisa dibaca dan sebagai bahan referensi oleh umat kristen saja, namun bisa dibaca dan dijadikan literatur dan bahan masukan bagi semua pihak.
            Siapakah Yesus itu?
            Apa yang menarik dari Yesus Kristus menurut ajaran Kristen?
            Sifat-sifat kepemimpinan apa yang patut dicontoh dalam kepemipinan Yesus ini?
            Menurut Kitab suci Agama Nasrani, walaupun tidak secara tegas saya mengutip dalam Kitab Suci, namun dengan bahasa sendiri dapat saya jelaskan siapakah Yesus itu? Yesus merupakan Orang  Nasaret yang dilahirkan oleh Maria dan Ayahnya Yusuf. Kelahiran Yesus memang sudah diramalkan oleh kita-kitab sebelumnya dalam kesaksian dan tulisan-tulisan para Nabi pada zaman perjanjian lama. Yesus dilahirkan dalam kondisi kedua orang tuanya yang masih bertunangan, dilahirkan di sebuah kandang Domba yang kotor karena tidak terdapat penginapan pada saat mereka akan mengikuti sensus penduduk pada saat itu. Kelahiran Yesus ini dijadikan penanggalan untuk tahun Masehi. Menurut ajaran kristini, Yesus adalah titisan Tuhan yang juga adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia yang dianggap sebagai putra Alllah. Inilah sekelumit cerita tentang hadirnya sosok Yesus dalam ajaran Kristen.
            Yesus menurut Alkitab Nasrani diberikan kuasa oleh Tuhan setelah menjelang Ia diberkati oleh Roh menjelang tahun-tahun masa penderitaanNya. Sebelumnya menurut berbagai sumber Ia meneruskan pekerjaan Ayahnya yaitu sebagai tukang kayu. Setelah terjadi perutusan oleh Tuhan, maka Ia mulai menjalankan misinya dengan memanggil para pengikutNya yang dikenal dengan keduabelas Rasul Yesus. Dari situlah mereka menjalankan missi yang dilalui dengan ziarah-ziarah dan mengajar disetiap rumah ibadat, mengadakan banyak muksizat yang notabene mustahil dilakukan oleh manusia biasa. Yesus pernah ditolak di daerah asalnya karena mengaku sebagai penggenapan dari perjanjian lama, dia mengaku mesias yang dalam kitab perjanjian lama disebutkan akan datang ke dunia. Selain itu Yesus Juga mengadakan banyak muksizat diantaranya adalah menyembuhkan orang buta, membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit kusta, mengadakan pertobatan bagi para penjahat, pemungut cukai dan para pelacur. Selain itu Yesus juga dikenal sebagai guru yang handal, mengajar dengan kharismanya membuat orang lain terkesima mendengar kotbahNya. Ia Juga mendapat pertentangan dari Banyak tokoh agama waktu itu, karena dianggap sesat dan akan menurunkan popularitas para tokoh agama dan ahli-ahli taurat serta ajaranNya dianggap bertentangan dengan hukum taurat yang notabene adalah hasil dari kebudayaan dan adat istiadat.
            Yesus selain mengajar kepada orang banyak juga mengajar kepada kedua belas rasulNya, banyak ajaran-ajaranNya yang dikatakan dalam alkitab dalam rangka menyiapkan para pengikutNya menjadi pemimpin bagi umatNya nanti setelah Ia pergi dari dunia ini. Diantarannya adalah ajaranNya agar tidak usah mengkahwatirkan apa yang kamu makan dan yang kamu minum, karena Tuhan sudah tau apa yang kamu butuhkan, dia mengatakan kepada murid-murudnya”lihat burung-burung di udara, ikan-ikan di laut dan bianatang melata lainnya, dia tidak menanam, namun ia masih hidup sampai sekarang” dalam ajarannya ini Yesus ingin mengatakan jangan terlalu fokus dengan kehidupan di dunia ini, namun fikirkanlah kehidupan yang nantinya setelah mengakhiri ziarah di dunia ini.
            Yesus juga dianggap berbahaya bagi para pemimpin-pemimpin besar, karena dia mengatakan bahwa Ia adalah Raja orang Yahudi. Sehingga raja-raja pada waktu itu cemas akan ajaran-ajaraan yang dibawa oleh Yesus ini. Sehingga pada suatu waktu timbul keingian raja-raja untuk menangkap dan menghakimi Yesus, dan ditangkaplah Ia. Penangkapan Yesus sangatlah tragis, dalam persidangannya pilatus sebagai hakim tidak menemukan kesalahan apapun dalam diri Yesus namun Dia diserahkan kepada masyarakat banyak untuk dijatuhi hukuman mati.  Kematian dan kesengsaraan Yesus ini juga terjadi karena memang sudah digariskan dan diramalkan dalam perjanjian lama. Menurut ajaran kristiani, bahwa Yesus disalibkan, wafat dan dimakamkan, setelah ketiga harinya Yesus bangkit untuk menunjukan kemuliaanNya di banyak orang supaya orang percaya bahwa Ia adalah orang yang diramalkan akan datang pada kita-kitab terdahulu. Memang setelah dianalisis dengan perjanjian lama, riwayat hidup Yesus sama dengan apa yang telah dituliskan. Inilah yang  dianggap umat kristen sebagai penggenapan.
Contoh-contoh kepemimpinan apa yang bisa diambil dalam riwayat hidup Yesus:
1.      Kesederhanaan
Yesus dalam hidupnya selalu diliputi dengan kesederhanaan, mulai dari kelahirannya yang mentragiskan padahal Ia adalah orang terpilih. Dalam kelahirannya itu Yesus ingin mencontohkan bagaimana hidup yang sederhana, tidak berlebih-lebihan. Yesus juga ingin menunjukan bahwa orang-orang besar tidak hanya bisa lahir dari keluarga-keluarga terpandang, namun juga dari kesusahan dan kesederhaan bisa melahirkan seorang pemimpin. Prinsip kesederhanaan ini sangat baik dicontoh oleh banyak kalangan terutama para pejabat sekarang yang ingin hidup diatas kemewahan diatas penderitaan banyak orang. Yesus ingin mematahkan anggapan bahwa yang orang yang terpandang dan mempunyai banyak uanglah yang bisa menjadi pemimpin yang besar, namun juga dari orang-orang yang biasa juga bisa menjadi pemimpin yang besar
2.      Pemimpin adalah Sebagai pelayan
Dalam beberapa kotbahnya, Yesus sering mengungkapkan bahwa prinsip pelayanan ini sangat penting untuk diterapkan. Dia pernah berkata kepada ssmuridnya,”Kamu tahu bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi…Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu…Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani…(Markus 10:42-45). Prinsip pelayanan ini tidak hanya dikatakan oleh Yesus, namun juga menjadi cara hidupnya dengan melayani banyak orang yang menurutnya haus akan sabda Tuhan, yang menurutNya sering jatuh dalam Dosa. Prinsip ini sangat baik untuk kita jadikan contoh, karena jika kita menilik pada pemimpin pada zaman sekarang jarang sekali bisa meneladani sifat-sifat melayani yang ditunjukan Yesus ini. Hal ini dapat kita tunjukan dengan cara pandang yang menggangap bahwa pemimpin itu sebagai orang penting yang harus dielu-elukan. Misalnya adanya penyambutan Tamu penting seperti Bupati dan pajabat-pejabat lainnya, hal ini salah kaprah, seharusnya mereka menjadi pelayan masyarakat, bukan minta dilayani dengan banyak fasilitas dan kenyamanan yang ada, mereka sudah digaji oleh uang masyarakat, seharusnya mereka sadar kalau mereka harus membayar itu dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Yesus ingin menunjukan bahwa walaupun Yesus sebagai seorang raja yang Ia katakan kerajaannya bukan dari dunia ini, tapi Ia ingin mengabdikan diri bagi manusia, rela mati demi penebusan dosa umat manusia demi keselamatan umat-umatnya. Sangat jarang bahkan tidak ada pemimpin yang pengorbanannya sebesar pengorbanan Yesus.
3.      Pemimpin harus menghasilkan pemimpin lainnya
Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya diukur dari seberapa sukses dia mencapai tujuan bersama para pengikutnya, namun juga ditentukan seberapa banyak dia menciptakan pemimpin. Kebanyakan para pemimpin sekarang takut jika bawahannya bisa melebihi dirinya,  khawatir para pengikutnya bisa mengganggu jabatannya. Namun tauladan Yesus dia selalu memotivasi para pengikutnya kalau mereka bisa menjadi seperti dirinya dalam mewartakan apa yang telah dia ajarkan. Yesus Kristus selalu berusaha meluangkan waktu sehingga Ia bisa melatih pengikut-Nya dengan baik (Mrk. 6:30-32). Tidak peduli betapa sibuknya Ia, Yesus selalu ingat akan perlunya memberikan waktu untuk melatih para pengikutnya agar bisa menjadi pemimpin. Buktinya para rasulnya dalam sejarah gereja berhasil menjadi pemimpin-pemimpin besar. Sebagai contoh adalah Paulus yang menjadi pemimpin besar pada masa itu.
4.      Pemimpin itu tauladan bagi pengikutnya
Pemimpin harus bisa menjadi contoh bagi pengikutnya, pemimpin harus mempraktekkan apa yang telah Ia katakan kepada pengikutnya. Banyak dari pemimpin kita sekarang yang tidak sadar kalau dirinya belum bisa menjadi tauladan bagi anak buahnya. Mereka tidak perduli dengan anah buah, mereka hanya bisa memerintah, namun tidak pandai untuk melakukan. Pemimpin yang baik itu pandai berkata dan pandai melakukan. Yesus telah menunjukan kalau Ia bisa menjadi tauladan dan contoh bagi para pengikutnya. Sebagai contoh adalah ketika Para muridNya tertidur, Ia berdoa dan berkomunikasi dengan para malaikat dan banyak lagi tauladan hidup Yesus yang terdapat di dalam Alkitab.
5.      Pantang menyerah
Pentang meyerah adalah sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, ditingkat manapun seorang pemimpin harus tidak mudah menyerah, harus kuat dan tegar dalam mengahdapi setiap kondisi dan situasi. Banyak dari pemimpin kita sekarang yang cenderung pasrah diri, tidak inovatif dan kreatif untuk mencapai tujuan. Mereka menyerahkan pada keadaan tidak berusaha memperbaiki keadaan. Yesus telah menunjukan tauladanNya degan tidak menyerah dalam kehidupannya sebagai manusia hal ini dibuktikan dalam kisah penyalipan dirinya yang sangat tragis, memikul salib yang begitu berat dengan jarak yang jauh, dengan siksaan yang bertubi-tubi, dengan jatuh tertimpa salib, namun bangkit-lagi dan bangkit lagi. Hal ini menunjukan bahwa seorang Yesus pantang menyerah dengan situasi dan kondisi.

6.      Fokus pada visi dan missi
Seorang pemimpin harus mengetahui visi dan missi mengapa mereka menjadi pemimpin. Harus konsisten dengan apa yang menjadi tujuan dan bagaimana dia mencapai tujuan-tujuan itu. Yesus dalam kehidupannya tidak hanya bisa membagi keadaan, saat mana Ia harus menjaga hubunganNya dengan Allah dan kapan Dia menjaga hubunganNya dengan manusia, kedua hal inilah yang menjadi vissi dan missi hidup Yesus. Banyak dari pemimpin sekarang kurang fokus pada tujuan, menjadi pemimpin namun tidak tau visi dan missi organisasi, namun hanya memfokuskan pada vissi dan missi pribadi. Mereka hanya menjalankan kepemimpinannya dengan rutinitas yang ada, sehingga tidak memikirkan visi dan missi yang mana yang harus konsisten dijalankan. Yesus sudah menujukan bahwa Ia fokus pada tujuanNya yaitu mati demi menebus Dosa umat manusia, menjadi pelayan dengan menyampaikan kebenaran pada semua pihak agar umat manusia selamat dari Dosa.
7.      Ketekunan dan Tanggung Jawab (Sense Of Responsibility)
Ketekunan merupakan salah satu kualitas kepemimpinan yang paling utama. Yesus lagi-lagi merupakan teladan ketekunan yang penuh ketabahan. Ketekunan dan tanggungjawab merupakan modal yang berarti dalam suatu kepemimpinan. Banyak dari pemimpin sekarang yang melemparkan kesalahan kepada orang lain terutama kepada bawahannya, mereka suka bemain dan bersembunyi dibalik para pengikutnya. Namun Yesus tidak seperti itu, malahan para pengikutnya yang kurang bertanggung jawab, pada saat Yesus ditangkap, mereka malah menyangkal bahwa mereka adalah pengikut Yesus. Berkali-kali dalam hidupnya bangsa Israel “menggerutu” terhadap kepemimpinannya dan menentang wibawaNya. Akan tetapi Ia tidak menyerah. Oleh karena itu sifat tekun dan tanggungjawab Yesus ini sangat baik untuk kita teladani

8.      Kasih sayang
      Kasih sayang merupakan ajaran Yesus yang paling utama. Barang siapa yang ingin masuk ke dalam kerajaan Tuhan yaitu surga ia harus mengasihi Tuhan dan mengasihi sesamanya manusia. Disinilah letak perbedaan penekanan antara kitab perjanjian lama dan perjanjian baru setelah ajaran Yesus yaitu cinta kasih diberitakan, perjanjian lama menitikberatkan pada hubungan manusia dengan Tuhan sedangkan perjanjian baru menitikberatkan pada hubungan sesama manusia.  Barangsiapa ingin mengikuti dan mengasihi Aku maka ia harus mengasihi sesama  manusia dengan segenap  hati dan jiwa raganya”.  Seorang pemimpin diharapkan bisa menanamkan kasih sayang kepada bawahannya, mencintai para pengikutnya dengan segenap hatinya, mempunyai rasa memiliki dan rasa peka terhadap apa yang dirasakan para pengikutnya. Pemimpin sekarang banyak yang hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri, korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela, dan banyak yang tidak punya hati nurani yang tidak peka terhadap kondisi dan situasi masyarakatnya.
Semua ini adalah rangkuman dari apa yang dapat kita contoh dari kehidupan Yesus. Maka ada delapan prisip kepemimpinan yang dapat kita contoh dari kepemimpinan Yesus, yaitu: Kesederhanaan, pelayanan, sebagai tauladan, pemimpin yang menciptakan pemimpin baru, pantang menyerah, fokus pada visi dan missi, Ketekunan dan Tanggung Jawab (Sense Of Responsibility), dan kasih sayang. Kehidupan Yesus yang diprediksikan 2000 tahun  yang lalu ini menjadi bahan referensi kita dalam bertindak dan berbuat, terutama bagi para pemimpin-peminpin kita zaman sekarang. Kepemimpinan pelayanan belum lama ini kita temui konsep dan pemikirannya, namun Yesus telah mengajarkan konsep kepemimpinan melayani ini sejak 2000 tahun yang lalu. Kepemimpinan Yesus ini tidak terbatas pada ruang dan waktu, dimana pun dan kapan pun prinsip-prinsip ini masih dapat diterapkan. Jika kedelapan tauladan Yesus ini dapat kita patuhi, maka dengan rahmat dan kuasa Tuhan maka kepemimpinan sesorang akan berhasil. Seperti yang penulis sampaikan pada pembukaan tulisan ini, bahwa kepemimpinan ala Yesus ini tidak hanya bisa dipelajari dan ditauladani oleh umat kristiani, namun juga oleh pemeluk agama lain.
Semoga kita sebagai generasi penerus bangsa bisa meneladai prinsip-prinsip kepemimpinan Yesus ini..Amin.............!



Sumber:
Alkitab (kitan Suci Nasrani)  
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar